SINDITOnews.com |Jakarta, 21/9/2025 – Pakar hukum internasional sekaligus ekonom, Prof Dr KH Sutan Nasomal SH, MH, menegaskan bahwa Presiden RI Jenderal H. Prabowo Subiyanto harus berani mengambil langkah tegas memiskinkan para koruptor dan menghukum mereka dengan kurungan berat agar efek jera benar-benar dirasakan.
“Selama ini hukum terhadap pelaku korupsi hanya sebatas kata-kata belaka. Para pelaku tidak gentar, karena hukum sering tumpul ke atas dan tajam ke bawah,” ujar Prof Sutan saat menjawab pertanyaan para pemimpin redaksi media nasional dan internasional di Markas Pusat Partai Oposisi Merdeka, Jakarta.
Menurutnya, praktik korupsi di Indonesia sudah semakin menggurita. Para oknum pejabat negara kerap menghalalkan segala cara, menerabas peraturan, bahkan memainkan hukum untuk melindungi diri. Negara, katanya, telah kehilangan ribuan triliun rupiah akibat ulah “tikus berdasi” yang bergerombol dan berlindung di balik jabatan serta partai politik.
“Presiden harus berani mengatakan: bila ada pejabat negara dari tingkat bawah hingga elit tertinggi melakukan korupsi, mereka tidak kebal hukum. Bongkar, hukum seberat-beratnya, dan sita seluruh hasil korupsinya,” tegas Sutan.
Ia menilai, korupsi berjamaah yang melibatkan pejabat, aparat, hingga oknum di DPR dan pemerintahan tidak akan pernah hilang jika aparat penegak hukum ikut menikmati setoran hasil korupsi. Karena itu, ia menekankan pentingnya penguatan KPK serta pembentukan satgas pengawas pencucian uang.
“Rakyat sudah hampir hilang kepercayaan pada hukum. Reformasi total di kepolisian, kejaksaan, dan kehakiman sangat mendesak agar tidak ada lagi oknum yang membekingi para tikus koruptor,” tambahnya.
Prof Sutan menegaskan, jika Presiden berani menindak para elit pelaku korupsi, Indonesia akan maju ekonominya dan hukum akan bersih dari mafia.
“Lebih dari 70 persen rakyat kini hidup dalam kesulitan ekonomi akibat para tikus bebas merampok uang negara tanpa tersentuh hukum. Ini harus dihentikan,” pungkasnya.
Narasumber: Prof Dr KH Sutan Nasomal SH, MH – Pakar Hukum Internasional, Ekonom, Presiden Partai Oposisi Merdeka, Jenderal Kompii, dan Pengasuh Ponpes Ass-Saqwa Plus Jakarta. (Rd.SN)

